BerandaKARIMUNDipikir Abangnya Berdiri di...

Dipikir Abangnya Berdiri di Pintu, Tak Taunya Gantung Diri

spot_img

KUNDUR, kabarkarimun.co.id – Bagong, 50, awalnya tidak memiliki firasat apa-apa saat melihat abangnya, Puteh, 71, berdiri di depan pintu rumahnya, Jumat (11/6/2021).

Warga RT 001 RW 002 Parit Mataram, Desa Sungai Ungar, Kecamatan Kundur itu pun mencoba mendekati rumah abangnya yang hanya berjarak 50 meter dari rumah Bagong.

Begitu mendekat, alangkah akagetnya Bagong. Seutas tali plastik terlihat melilit di leher abangnya. Diduga, abangnya mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri.

Temuan itu, Bagong langsung menghubungi Ketua RT, dan Kepala desa. Juga melapor ke Bhabinkamtibmas serta pihak Puskesmas. Seketika, warga Desa Sungai Unggar geger.

“Ya saya kaget aja melihat Puteh, tampak berdiri persis depan pintu masuk. Saya kira Abang saya hanya berdiri. Nggak taunya gantung diri,” tutur Bagong.

Kepala Desa Sungai Ungar, Fahmiludin mengaku Puteh merupakan warganya. Semasa hidup, korban sering mengeluh, dan bahkan ingin cepat mati. Rasa frutrasi itu yang ditengarai membuat korban nekat mengakhiri hidupnya.

“Dari data identitas diri KTP Puteh berusia 71 tahun, statusnya masih bujang. Setelah diperiksa pihak puskesmas, dan anggot Polsek Kundur, jenazah korban diserahkan ke keluarga. Selanjutnya dibawa ke rumah kebajikan warga Tionghua Tanjungbatu untuk proses pemakaman,” tuturnya. (mas)

spot_img
SARAN BERITA

Dipikir Abangnya Berdiri di Pintu, Tak Taunya Gantung Diri

KUNDUR, kabarkarimun.co.id – Bagong, 50, awalnya tidak memiliki firasat apa-apa saat melihat abangnya, Puteh, 71, berdiri di depan pintu rumahnya, Jumat (11/6/2021).

Warga RT 001 RW 002 Parit Mataram, Desa Sungai Ungar, Kecamatan Kundur itu pun mencoba mendekati rumah abangnya yang hanya berjarak 50 meter dari rumah Bagong.

Begitu mendekat, alangkah akagetnya Bagong. Seutas tali plastik terlihat melilit di leher abangnya. Diduga, abangnya mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri.

Temuan itu, Bagong langsung menghubungi Ketua RT, dan Kepala desa. Juga melapor ke Bhabinkamtibmas serta pihak Puskesmas. Seketika, warga Desa Sungai Unggar geger.

“Ya saya kaget aja melihat Puteh, tampak berdiri persis depan pintu masuk. Saya kira Abang saya hanya berdiri. Nggak taunya gantung diri,” tutur Bagong.

Kepala Desa Sungai Ungar, Fahmiludin mengaku Puteh merupakan warganya. Semasa hidup, korban sering mengeluh, dan bahkan ingin cepat mati. Rasa frutrasi itu yang ditengarai membuat korban nekat mengakhiri hidupnya.

“Dari data identitas diri KTP Puteh berusia 71 tahun, statusnya masih bujang. Setelah diperiksa pihak puskesmas, dan anggot Polsek Kundur, jenazah korban diserahkan ke keluarga. Selanjutnya dibawa ke rumah kebajikan warga Tionghua Tanjungbatu untuk proses pemakaman,” tuturnya. (mas)

SARAN BERITA