BerandaKARIMUNMediasi BPRT - Warga...

Mediasi BPRT – Warga Kandas, Nasib Belasan Crosser Cilik Karimun Tetap Terusir Saat Mau Latihan

spot_img

KARIMUN, kabarkarimun.co.id – Sulitnya mencari lapangan tempat berlatih, membuat belasan kroser cilik Karimun harus bersabar untuk melakukan latihan.

Mirisnya, tatkala anak anak sudah bersiap untuk latihan malah diusir. Bising dan berdebu menjadi alasan warga menggagalkan aksi kroser cilik Karimun tersebut.

“Kami sudah mendapatkan ijin untuk menggunakan lahan kosong tersebut untuk berlatih. Malah diusir oleh warga dengan alasan debu dan bising,” ungkap Ketua Badang Perkasa Racing Team (BPRT) Karimun Angga, Senin (21/10/2024).

Pengusiran tersebut menjadi pukulan telak bagi mental anak-anak berusia 7-12 tahun tersebut. Jelas ekspresi sedih dan murung dari wajah bocah-bocah berbakat ini.

Yang membuat Angga heran, lokasi tanah lapang tempat anak-anak berlatih cross tersebut jauh dari perumahan warga.

“Lokasi tempat anak-anak berlatih ini jaraknya sekitar 150 meter dari rumah warga terdekat. Jadi debu dan suara bising tak akan mengganggu masyarakat. Apalagi kondisi tanahnya juga basah karena kena hujan,” lanjutnya.

Kejadian pengusiran tersebut sempat sampai ke pihak Kelurahan Lubuk Semut, namun solusi dari pihak kelurahan justru dirasa merugikan para kroser cilik.

“Pihak kelurahan sempat melakukan mediasi dengan pihak masyarakat yang mengusir, namun solusinya sangat mengecewakan, anak-anak yang ingin berlatih tetap tidak diperbolehkan,” sebutnya.

Ia melanjutkan, saat ini pihaknya cukup kesulitan mencari lahan yang jauh dari pemukiman warga untuk tempat anak-anak berlatih.

“Ada lahan yang kosong tapi kami tidak mendapatkan izin dari pemilik lahan. Selain itu lokasinya jauh, kasian anak-anak,” tuturnya.

Padahal, BPRT sudah susah payah mencari tempat untuk latihan para kroser cilik guna persiapan bertanding di ajang-ajang bergengsi.

“Kami berharap masyarakat tidak bersikap seperti ini. Anak-anak ini adalah bibit-bibit yang akan menjadi atlet yang dapat mengharumkan nama Kab.Karimun di ajang-ajang perlombaan motokros tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan internasional nantinya,” harapnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Lurah Lubuk Semut Said Faisal Nugraha menyebut bahwa penolakan memang dari masyarakat yang merasa terganggu dengan aktivitas latihan.

“Kami sudah 2 kali lakukan mediasi, namun masyarakat tetap menolak lantaran ada anggota keluarga mereka yang sakit sehingga aktivitas latihan akan berpengaruh terhadap masyarakat yang sedang sakit tersebut,” tutupnya. (nku)

spot_img
SARAN BERITA

Mediasi BPRT – Warga Kandas, Nasib Belasan Crosser Cilik Karimun Tetap Terusir Saat Mau Latihan

KARIMUN, kabarkarimun.co.id – Sulitnya mencari lapangan tempat berlatih, membuat belasan kroser cilik Karimun harus bersabar untuk melakukan latihan.

Mirisnya, tatkala anak anak sudah bersiap untuk latihan malah diusir. Bising dan berdebu menjadi alasan warga menggagalkan aksi kroser cilik Karimun tersebut.

“Kami sudah mendapatkan ijin untuk menggunakan lahan kosong tersebut untuk berlatih. Malah diusir oleh warga dengan alasan debu dan bising,” ungkap Ketua Badang Perkasa Racing Team (BPRT) Karimun Angga, Senin (21/10/2024).

Pengusiran tersebut menjadi pukulan telak bagi mental anak-anak berusia 7-12 tahun tersebut. Jelas ekspresi sedih dan murung dari wajah bocah-bocah berbakat ini.

Yang membuat Angga heran, lokasi tanah lapang tempat anak-anak berlatih cross tersebut jauh dari perumahan warga.

“Lokasi tempat anak-anak berlatih ini jaraknya sekitar 150 meter dari rumah warga terdekat. Jadi debu dan suara bising tak akan mengganggu masyarakat. Apalagi kondisi tanahnya juga basah karena kena hujan,” lanjutnya.

Kejadian pengusiran tersebut sempat sampai ke pihak Kelurahan Lubuk Semut, namun solusi dari pihak kelurahan justru dirasa merugikan para kroser cilik.

“Pihak kelurahan sempat melakukan mediasi dengan pihak masyarakat yang mengusir, namun solusinya sangat mengecewakan, anak-anak yang ingin berlatih tetap tidak diperbolehkan,” sebutnya.

Ia melanjutkan, saat ini pihaknya cukup kesulitan mencari lahan yang jauh dari pemukiman warga untuk tempat anak-anak berlatih.

“Ada lahan yang kosong tapi kami tidak mendapatkan izin dari pemilik lahan. Selain itu lokasinya jauh, kasian anak-anak,” tuturnya.

Padahal, BPRT sudah susah payah mencari tempat untuk latihan para kroser cilik guna persiapan bertanding di ajang-ajang bergengsi.

“Kami berharap masyarakat tidak bersikap seperti ini. Anak-anak ini adalah bibit-bibit yang akan menjadi atlet yang dapat mengharumkan nama Kab.Karimun di ajang-ajang perlombaan motokros tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan internasional nantinya,” harapnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Lurah Lubuk Semut Said Faisal Nugraha menyebut bahwa penolakan memang dari masyarakat yang merasa terganggu dengan aktivitas latihan.

“Kami sudah 2 kali lakukan mediasi, namun masyarakat tetap menolak lantaran ada anggota keluarga mereka yang sakit sehingga aktivitas latihan akan berpengaruh terhadap masyarakat yang sedang sakit tersebut,” tutupnya. (nku)

SARAN BERITA